7 Dekade ISBA Jogja Membangun Negeri, Alumni Lintas Angkatan Layangkan Pemkab Bangka Petisi

Nasional368 Dilihat

Bangka Belitung-Polemik pengosongan dan pengusiran terhadap penghuni asrama ISBA (Ikatan Pelajar Mahasiswa Bangka) Yogyakarta kembali terulang dan berbuntut panjang dengan adanya petisi yang dilayangkan kepada Pemerintah Kabupaten Bangka (Pemkab Bangka). Kamis (30/1/2025).

Sebelumnya peristiwa memilukan ini juga pernah terjadi pada 2015 silam, namun aksi pengosongan dan pengusiran yang dilakukan Pemkab Bangka mendapatkan upaya perlawanan sengit mahasiswa saat itu.

Menyikapi anomali yang terjadi, sejumlah alumni ISBA dan asrama Yogyakarta lintas generasi dan angkatan yang tergabung dalam Aliansi Reformasi Masyarakat Bangka (ARMABA) melakukan upaya rekonsiliasi guna mengembalikan ruh dan cita-cita para founding father ISBA terdahulu.

Ketua Armaba, Moris mengatakan bahwa gerakan ini sebagai bentuk solidaritas, kepedulian dan dukungan terhadap sejumlah persoalan yang saat ini dihadapi asrama dan ISBA Yogyakarta atas langkah Pemkab Bangka yang ingin melakukan pengusiran dan pengosongan terhadap asrama ISBA.

Menanggapi keresahan itu dan berangkat dari hati berbagai generasi dan angkatan menggalang dukungan sejumlah alumni lintas generasi dan angkatan sebagai upaya mendukung langkah tegas petisi 12 pengurus asrama dan ISBA Yogyakarta kepada Pemkab Bangka.

“Seperti kita ketahui bersama para pengurus asrama dan ISBA Yogyakarta telah melayangkan petisi 12 kepada Pemkab Bangka dengan tembusan ke Kabupaten dan Kota lainnya. Atas dasar itu lah kami kemudian melakukan kajian secara komprehensif agar permasalahan yang ada segera mendapatkan solusi dan titik terang,” ujarnya.

Moris mengungkapkan, berdasarkan bukti temuan dan fakta konkret dilapangan, pihaknya kemudian menyepakati 8 point tuntutan kepada Pemkab Bangka dan DPRD agar segera dilakukan audiensi bersama.

“Menjawab keresahan penghuni udan pengurus ISBA Yogyakarta kami sebagai alumni memberikan dukungan penuh melalui surat petisi 12 yang telah dilayangkan adik-adik kita, untuk itu juga Armaba meminta klarifikasi dan transparansi Pemkab Bangka dan DPRD Kabupaten Bangka atas sejumlah permasalahan,” ungkapnya.

Lanjut Moris, pihaknya juga mendesak Pemkab Bangka agar segera mencabut regulasi yang bertujuan mendiskreditkan pengurus asrama dan ISBA Yogyakarta.

“Kami menilai regulasi yang dibuat Pemkab Bangka seakan tidak sesuai dengan semangat bersama para pendiri ISBA terdahulu, baik secara fungsi dan tujuan. Aturan yang dibuatkan Pemkab Bangka hari ini merupakan upaya merusak ruh dan marwah asrama dan ISBA Yogyakarta,” tegasnya.

Moris menuturkan, pihaknya juga meminta agar Pemkab Bangka dapat bersikap transparan terkait status kepemilikan aset daerah atas nama Asrama ISBA Yogyakarta.

“Dalam persoalan aset kita minta Pemkab Bangka terbuka dan transparansi. Selain itu kami menduga dan menentang keras adanya upaya alih fungsi penguasaan asrama ISBA Yogyakarta menjadi rumah singgah secara perlahan,” terangnya.

Dikatakan Moris, Armaba mengajak Pemkab Bangka dan DPRD Kabupaten Bangka untuk menindak tegas adanya dugaan pungli, yang dilakukan oknum-oknum pengelola rumah singgah dengah dalih mengatasnamakan Pemkab Bangka.

“Kita minta tindakan tegas Pemkab Bangka dan DPRD terkait adanya pungli, sehingga pihak-pihak pengelola rumah singgah yang diduga memberlakukan tarif terhadap masyarakat yang selama ini menginap atau berlibur di asrama ISBA Yogyakarta diberikan sanksi hukum,” terangnya.

Moris menerangkan, melalui gerakan rekonsiliasi ini pihaknya berharap kedepan tak terjadi lagi persoalan-persoalan klasik yang sama, yang akan menimpa asrama ISBA dan organisasi ISBA Yogyakarta.

Ia juga menyampaikan gerakan yang di inisiasi pihaknya sebagai wujud kepedulian dan kecintaan, yakni dengan mengembalikan kehormatan dan harga diri asrama dan organisasi ISBA Yogyakarta menuju cita-cita luhur para pendiri terdahulu, yang secara fundamental mengedepankan semangat demokrasi dan asas persatuan nasional hari ini.

“Saya sangat yakin dan percaya dengan upaya rekonsiliasi dan jalinan kekuatan persatuan berbagai lintas generasi hingga angkatan. Asrama dan ISBA Yogyakarta sebagai wadah yang terus konsisten bahkan berkelanjutan sampai saat ini melahirkan kaderisasi intelektual dibidang akademisi, politik, hukum, ekonomi dan budaya. Banyak pemimpin politik di Bangka dan akademisi nasional yang terlahir dari rahim ISBA Yogyakarta,”tutupnya.

Perlu diketahui ISBA Yogyakarta berdiri pada 20 Maret 1955 bertempat di jalan loji kecil wetan No. 2 dengan dihadiri 67 orang siswa, mahasiswa asal Bangka serta tokoh masyarakat Bangka di Yogyakarta. ISBA merupakan wadah komunikasi, silahturahmi, aspirasi, berorganisasi pelajar dan mahasiswa yang saat itu menimba ilmu di Kota Yogyakarta. Secara historis ISBA Yogyakarta merupakan pelopor terlahirnya ISBA yang ada di seluruh Indonesia.

Sedangkan asrama ISBA Yogyakarta berdiri pada bulan Januari 1957 sebagai pusat bertempat tinggal, berkumpul pelajar dan mahasiswa Bangka kala itu dengan letak yang strategis berada didalam lingkungan keraton Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *