BANGKA TENGAH- Sejumlah Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) sigap terjun kelapangan setelah mendapati adanya laporan warga di Desa Kurau Barat yang turut menjadi korban penyakit Demam Berdarah (DBD). Selasa (31/12/2024).
Kasus meningkatnya korban penyakit DBD di Kabupaten Bangka Tengah membuat Komisi I DPRD menjadikan hal ini sebagai atensi khusus semua pihak, mengingat kemungkinan jumlah korban yang bisa saja terus bertambah.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung periode Januari hingga Oktober 2024, penyakit DBD di Kabupaten Bateng tercatat 167 kasus, sementara pasien DBD meninggal dunia tercatat 2 kasus.
Ketua DPRD Bangka Tengah, Batianus mengatakan, setelah mendapati adanya korban DBD di Desa Kurau Barat, dirinya bersama Anggota komisi I segera melakukan peninjauan langsung kelapangan bersama pihak Dinas Kesehatan Bateng (Dinkes Bateng), Pemerintah Desa Kurau Barat, Puskesmas Koba.
“Kehadiran kami meresposns secara langsung aspirasi masyarakat, jangan sampai korban penyakit DBD terus meningkat. Untuk itu kami memastikan sejauh mana penanganan dan upaya maksimal DBD yang telah dilakukan oleh pemerintah Bangka Tengah khususnya Dinkes,” ujarnya.
Lanjut Batianus, dirinya mengungkapkan terkait lonjakan kasus wabah DBD di Bangka Tengah, tentunya harus menjadi perhatian semua pihak guna menentukan langkah penanganan medis yang lebih serius.
“Hari ini pihak Dinkes Bateng kita panggil sejauh mana upaya penanganan dan pencegahan yang telah dilakukan mereka dilapangan. Kiranya terkait meminimalisir naiknya angka wabah DBD, peran serta aktif berbagai macam stakeholder menjaga kebersihan lingkungan merupakan indikator utama dalam menekan jumlah kasus DBD kedepan,” jelasnya.
Sementara, Ketua Komisi I DPRD Bateng, Hj. Murzana mengungkapkan, dalam kunjungan ke Desa Kurau Barat, dirinya meminta Dinkes Bateng untuk segera melakukan sosialisasi dan fooging sebagai upaya pencegahan DBD sejak dini.
“Kami minta Dinkes Bateng beserta jajaran untuk segera melakukan sosialisasi dan fooging serta pemberian obat Abate guna meminimalisir jatuhnya korban DBD lebih lanjut. Jika mengalami kendala jangan sungkan untuk segera koordinasi dengan kami, apa pun itu sifatnya berkaitan dengan kepentingan masyarakat kami dukung,” tuturnya.
Disisi lain, Anggota Komisi I DPRD Bateng, Fraksi Partai Golkar, Maya Dwie Kusumah, menyoroti aksi warga Desa Kurau Barat beberapa waktu lalu secara swadaya melakukan fooging.
“Seyogianya Dinkes Bateng sejak dini melakukan mitigasi resiko penanganan DBD dengan cara memberikan edukasi atau sosialisasi pencegahan bersama. Tidak perlu sampai menunggu adanya korban, disisi lain saya menyayangkan dan merasa sedih warga Desa Kurau Barat sampai meminta bantuan Puskesmas Pangkalbalam dalam hal fooging, ini harus menjadi catatan dan perbaikan bagi Dinkes Bateng termasuk kita semua,” tegasnya.
Selain itu, Maya Dwie Kusumah mendorong RSUD di Kabupaten Bangka Tengah agar siaga bila sewaktu-waktu terjadi lonjakan angka pasien DBD.
“Langkah antisipatif yang efektif harus segera dilakukan mulai memastikan ketersediaan obat, ruangan dan tenaga medis. Sekali lagi kita menekankan sinergitas dan kolaborasi stakeholder perlu ditingkatkan, terutama dalam rangka menjaga kebersihan lingkungan,” tutupnya.
Politisi Partai Golkar Kabupaten Bateng itu, menambahkan pihaknya juga akan pro aktif memberikan dukungan kepada pemerintah, tak hanya persoalan DBD, namun disisi lain pihaknya tentu mendukung kinerja Pemkab Bateng terkait dengan pelayanan administrasi, kesehatan dan kepentingan yang bersifat bersentuhan langsung dengan masyarakat banyak.
“Kami intinya mendukung program Pemkab Bateng yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat banyak, dalam hal ini sinergi sangat diperlukan guna melayani masyarakat dan kemajuan pembangunan daerah kedepan,” tutupnya.