BANGKA TENGAH- Kesejahteraan masyarakat merupakan indikator kesuksesan kepala daerah selama menjabat apakah mengalami kenaikan atau sebaliknya penurunan yang sangat signifikan. Rabu (10/7/2024).
Namun dalam hal ini berbanding terbalik dengan kinerja Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman yang dinilai tak peduli dengan berbagai macam permasalahan yang ada, salah satunya bagaimana penanganan angka kemiskinan di Kabupaten Bangka Tengah dapat menurun.
Bahkan diakhir masa jabatan, Bupati Bateng itu justru fokus terhadap penyelenggaraan kegiatan tournament yang bersifat seremonial di berbagai macam Desa di Kabupaten Bangka Tengah.
Sejumlah pihak mempertanyakan anggaran tersebut bersumber dari APBD atau bukan. Kegiatan seremonial ini sengaja gencar dilakukan mengingat dalam waktu dekat akan dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah Bupati dan Wakil Bupati Bangka Tengah.
Seyogianya pemerintah Bangka Tengah konsentrasi mencarikan solusi dan program kerja yang bertujuan agar kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Sebab di tengah kondisi saat ini sulitnya lapangan pekerjaan, naiknya harga kebutuhan pokok bahkan BBM, maka dikhawatirkan angka kemiskinan terus bertambah naik.
Berdasarkan data yang dihimpun melalui laman resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bangka Tengah sebanyak 10,58 ribu masyarakat di Kabupaten Bangka Tengah berada di angka garis kemiskinan.
Presentase penduduk miskin di Kabupaten Bangka Tengah sejak periode 2019-2023 terus mengalami lonjakan kenaikan yang sangat signifikan.
Sementara presentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Bangka Tengah berada di posisi 5 dari 6 kabupaten dan 1 Kota.
Kemudian jumlah tindak pidana di Kabupaten Bangka Tengah, kasus yang masih mendominasi yakni, perlindungan anak 31 kasus, pencurian 61 kasus dan narkotika 47 kasus.
Sementara indeks kedalaman kemiskinan berada di angka 0,64% dan indeks keparahan kemiskinan 0,12% di Kabupaten Bangka Tengah. Presentase ini terus mengalami kenaikan sejak periode tahun 2020-2023.
Bidang data BPS Provinsi Bangka Belitung, Firman mengatakan, data tersebut data merupakan kemiskinan makro berdasarkan sampel pendataan Susenas.
“Iya itu data sampel Susenas, kalau untuk diagram indeks kemiskinan itu satuannya ribu,” ujar Firman.
Sementara, ketua statistik sosial BPS Provinsi Babel, Desi menjelaskan naik turunnya angka kemiskinan bisa dilihat per tiap periode, dan angka kemiskinan merupakan dampak dari indikator-indikator lain.
“Ada beberapa indikator dari dampak kemiskinan, jadi tidak bisa dibaca sendirian, lihat dulu pertumbuhan ekenominya seperti apa, jika pertumbuhan ekonomi lemah akan selaras dengan angka kemiskinan yang cenderung naik, begitu faktor inflasi juga mempengaruhi,” ucap Desi.
Lonjakan angka kemiskinan yang ditunjukan data BPS ini dinggap menjadi salah satu gambaran kegagalan kinerja Pemkab Bangka Tengah memenuhi kesejahteraan masyarakat.